MOJOKERTO,JURNALDETIK.COM- Sejak di bangun pada tahun 2017 lalu, Pasar Rakyat Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, namun, aktifitasnya belum nampak dan itu membuat Dwijo Kretarto tergugah untuk menghidupkan Pasar Rakyat Trowulan tersebut.
Dibawah Event Organiser (EO) DK MUSTIKA AYU yang dipimpinnya. Dwidjo Kretarto SE. MM yang biasa dipanggil Mbah Jo berupaya untuk meramaikan Pasar Rakyat Trowulan dengan melakukan kegiatan Sarasehan Santai dan Solusi Semua Pada Bersatu (SERSAN SOL SEPATU) dengan diselingi alunan musik dangdut Akustik
Dibulan Juni ini, untuk ketiga kalinya, DK MUSTIKA AYU mengelar SERSAN SOL SEPATU di pasar rakyat Trowulan dengan MC ternama Rama Suryantara.
Pada serasehan malam ini dihadiri oleh Kepala UPTD Pasar Kab. Mojokerto, Tokoh Lembaga Adat Desa Bejijong As”Ad, Pengrajin Patung Pak Agus yang biasa dipanggil Gotro, Budaya Surya Putra Mojopahit Trowulan, Budaya Sendang Agung Sidoarjo, Ki Sableng Sooko, Praktisi Hukum dari Patroli Surabaya,
Dwijo Kretarto mengatakan, dirinya merasa terketuk untuk menfaatkan dengan kondisi pasar yang sepi untuk kegiatan yang posifip dan menghibur masyarakat sekitar
” Pasar Rakyat Trowulan ini sudah lama tidak ada aktifitas layaknya pasar, oleh karena itu saya sebagai warga Mojokerto punya kepedulian untuk ikut serta memajukan Pasar Rakyat Ini” ungkap mbah Jo
Lebih lanjut Mbah Jo menuturkan, kami melalui EO. DK Mustika ini, selama bulan juni sudah tiga kali melaksanakan even di pasar rakyat ini.
“Dan hamdullilah kegiatan kami mulai direspon warga, dan saya yakin kedepan pasar ini akan ramai dan akan menjadi icon di kecamatan Trowulan” kata Mbah Jo
Sementara itu Samsul, Kepala UPTD Kab. Mojokerto mengatakan, Pasar Rakyat Trowulan ini sudah berdiri sekitar 6 tahunan, namun sampai sekarang belum menunjukan aktifitas pasar yang sesungguhnya.
“Monggo siapa saja yang ingin membuka usaha disini dipersilahkan, tidak dipungut biaya, namun apabila dalam 3 bulan tidak ada aktifitas usahanya, maka akan kami putus keberadaannya di Pasar Rakyat ini” ucapnya
Lanjutnya lagi ‘memang saat awal buka pasar ini sudah banyak yang pesan tempat, namun sampai 3 tahun belum ada aktifitas, maka tempat mereka saya ambil alih lagi.”
Temannya.
Sementara itu, Pak Gotro menceritakan keahliannya memahat patung batu, kuningan dan tembaga, sekaligus menjual manik-manik ala Mojopahitan. Harapannya agar Pasar Rakyat ini cepat ramai, sehingga dapat menjual hasil karyanya.
Masih Pak Agus biasa dipanggil Pak Gotro juga menjelaskan kalau hasil karyanya banyak pesanan dari luar negeri.
Sedangkan Sholikhin LBH asal Surabaya yang menyempatkan hadir di SERSAN SOL SEPATU ini memberikan pengetahuan tentang hukum didepan tamu undangan yang hasir, termasuk permasalahan pedagang yang diambil kembali oleh pengeliola pasar manakala ada persoalan hukum. katanya.
Sarasehan ini dalam jedah waktu selalu diselingi dengan akustik lagu-lagu bermakna kehidupan oleh Cak Kiwil, Ki Sableng serta Bang Rama.
Sedangkan Forpinca Trowulan yang rencana hadir pada acara ini terpaksa tidak bisa hadir di tengah-tengah undangan yang hadir karena ada kegiatannya masing-masing, namun diwakilkan anggotanya untuk mewakilinya. (Kar)