
DIGDAYA NEWS. COM/ KABUPATEN MOJOKERTO — Kepala Desa Lebaksono, Kecamatan Pungging, H. Afan Faizin, M.Pd, mengajak seluruh orang tua siswa untuk lebih aktif mengawasi pergaulan dan penggunaan gadget anak-anak mereka, demi mencegah keterlibatan dalam praktik judi online, penyalahgunaan narkoba, maupun aktivitas gengster.
Seruan tersebut disampaikan saat ia menjadi tamu kehormatan pada acara pelepasan siswa kelas VI SDN Lebaksono, Rabu (18/6/2025), di halaman sekolah.
Dalam sambutannya, Kades H. Afan Faizin Mpd, mengingatkan bahwa para lulusan SDN Lebaksono akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP atau MTs, baik negeri maupun swasta. Hal ini menurutnya membuka ruang pergaulan yang lebih luas dan beragam, sehingga perlu pengawasan yang lebih ketat dari orang tua.
“Tolong diawasi betul penggunaan HP-nya. Anak-anak ini akan bertemu teman-teman baru. Kalau tidak dikontrol, bisa terjerumus ke pergaulan yang salah,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar orang tua tidak lengah terhadap keberadaan anak, terutama di malam hari. Menurutnya, meski hari libur, anak-anak harus tetap pulang ke rumah maksimal pukul 10 malam.
“Saya pernah mengintai anak-anak yang awalnya nongkrong di warkop, lalu lanjut ke Stadion Gajahmada Mojosari. Di sana berkumpul banyak komunitas, bahkan dari luar Mojokerto seperti Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kades Afan menyoroti fenomena anak perempuan yang juga terpapar kecanduan game online ( judi chip) . Ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap semua anak, tanpa membedakan jenis kelamin.
Pada kesempatan itu. Ia membagikan kisah nyata tentang siswa SMP dan SMK yang sudah kecanduan judi online dan sampai berbohong kepada orang tua untuk mendapatkan uang.
“Anak-anak ini seringkali minta uang pada orang tuanya, mengaku butuh uang untuk keperluan sekolah, padahal setelah diselidiki, uangnya dipakai buat judi online. Ini cerita langsung dari siswa kepada saya,” katanya prihatin.
Selain judi online, abah Afan panggilan akrabnya juga menyinggung bahaya keberadaan gengster remaja seperti kelompok “Salvador” yang sempat muncul di wilayah Pungging. Ia menyebut kelompok tersebut terdiri dari anak-anak sekolah yang pernah bikin onar di jalanan membawa senjata tajam, bahkan saat berurusan dengan aparat kepolisian markasnya gengster itu digeledah, al hadil ditemukan senjata tajam ( clurit panjang) dan sajam lainnya di markas mereka.
“Kalau HP anak panjenengan ada grup gengster seperti Salvador, segera dibimbing, dinasihati, lalu dikeluarkan dari grup itu. Kita semua ingin anak-anak jadi generasi berprestasi, bukan tersesat,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Kades yang juga Ketua tanfidziyah MWCNU Pungging ini mengajak para wali murid untuk bersinergi dalam menjaga masa depan anak-anak agar tumbuh menjadi generasi yang berbakti, berprestasi, dan membawa nama baik keluarga serta desa. ( din)