DIGDAYA NEWS. COM/ MOJOKERTO, — Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah memberikan klarifikasi resmi terkait isu yang beredar di media sosial mengenai dugaan keterlibatan pesantren tersebut dalam kegiatan penambangan Galian C di wilayah Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Pendiri Ponpes Amanatul Ummah, Prof. DR. KH Asep Syaifuddin Chalim, menegaskan bahwa lembaga pendidikan yang ia dirikan sama sekali tidak memiliki kaitan atau keterlibatan apa pun dengan aktivitas pertambangan di daerah tersebut.
“Kami ingin meluruskan informasi yang beredar. Ponpes Amanatul Ummah tidak pernah dan tidak akan terlibat dalam bisnis pertambangan. Kami sangat dirugikan karena nama besar pesantren digunakan tanpa izin,” ujar KH Asep saat memberikan keterangan pers di Aula KH Abdul Chalim, Pacet, Jumat (7/11/2025).
Menurut Kiai Asep, dugaan keterlibatan itu muncul karena adanya pihak koperasi di wilayah Ngoro yang memakai nama “Amanatul Ummah” dalam kegiatan usaha tambang.
Ia menilai tindakan tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat dan merugikan reputasi pesantren yang selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan berprestasi.
“Nama Amanatul Ummah telah dikenal luas sebagai lembaga pendidikan Islam yang mencetak manusia berilmu dan berakhlakul karimah. Karena itu, kami meminta pihak-pihak yang mencatut nama kami untuk menghentikan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya.
Kiai Asep juga menegaskan kembali visi pesantren yang berdiri sejak 1998 dan mulai beroperasi di Mojokerto pada 2006 itu, yakni untuk melahirkan generasi unggul demi kemuliaan bangsa dan tegaknya keadilan di NKRI.
Dengan adanya klarifikasi ini, Kiai Asep berharap masyarakat tidak lagi terpengaruh oleh kabar yang tidak benar. “Kami mohon masyarakat bisa membedakan antara Ponpes Amanatul Ummah sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan dengan koperasi yang menggunakan nama serupa dalam kegiatan bisnis galian C, ,” pungkasnya. ( din)










