
DIGDAYA NEWS. COM/ MOJOKERTO – Upaya serius dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran narkoba terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Kali ini, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Mojokerto menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan serta Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur.
Bertempat di Arrayana Hotel & Resort Trawas, Selasa (22/07/2025), kegiatan ini menyasar tokoh agama, pegiat anti narkoba, relawan dari desa bersih narkoba (Desa Bersinar), serta perwakilan lembaga masyarakat yang selama ini aktif dalam gerakan anti narkotika.
Tiga narasumber dihadirkan dalam kegiatan ini, yakni Kepala BNN Kabupaten Mojokerto, Agus. Penyuluh Narkoba Ahli Muda BNNP Jatim, Sri Artanti Maryani, S.Sos., serta Ane Putri Harini dari tim penyuluh BNNP Jatim.
Dalam paparannya, Agus menekankan bahwa kondisi geografis Indonesia yang terbuka menjadikan negara ini rentan menjadi sasaran peredaran gelap narkoba. “Peredaran narkotika tidak mengenal usia. Bahkan, anak-anak sekalipun sudah mulai menjadi sasaran,” ujarnya.
Senada dengan Agus, Sri Artanti Maryani menegaskan pentingnya peran aktif masyarakat dalam upaya P4GN. Ia mendorong seluruh peserta untuk menjadi garda terdepan di lingkungan masing-masing. “Kita semua harus punya komitmen untuk menjaga keluarga dan lingkungan. Ini bukan hanya tugas BNN, tapi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sri Artanti menilai bahwa keterlibatan tokoh agama sangat strategis dalam membentuk kesadaran kolektif masyarakat. “Keteladanan dan suara para tokoh agama sangat berpengaruh dalam membangun budaya anti narkoba,” tambahnya.
Sementara itu, Ane Putri Harini menyampaikan berbagai jenis narkotika beserta dampaknya. Ia menjelaskan bahwa narkoba terdiri dari berbagai bentuk, mulai dari alami, sintetis hingga semi sintetis. “Efeknya bisa sangat beragam—mulai dari merusak organ tubuh, mengganggu mental, hingga menyebabkan kematian,” jelas Ane.
Ia juga mengingatkan bahwa narkoba diklasifikasikan ke dalam tiga sifat, yakni depresan, halusinogen, dan stimulan. Tak jarang, satu jenis narkotika memiliki lebih dari satu efek tersebut, yang menjadikannya semakin berbahaya.
Dalam kesempatan itu, Ane turut mengungkap kemunculan narkoba jenis baru yang mulai beredar di Indonesia. Fenomena ini, menurutnya, menuntut kewaspadaan ekstra, khususnya dari kalangan muda dan orang tua.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari strategi pencegahan yang diharapkan mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba di Mojokerto dan sekitarnya. Sinergi lintas sektor dinilai menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkotika ( din)