DIGDAYA NEWS. COM/ MOJOKERTO — Pemerintah Kabupaten Mojokerto kembali menunjukkan komitmennya dalam memperbaiki infrastruktur vital masyarakat. Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), pembangunan Jembatan Lebaksono di Kecamatan Pungging kini tengah dikebut sebagai salah satu proyek prioritas tahun 2025.
Jembatan yang menelan dana Rp 9,6 miliar tersebut dikerjakan oleh CV Allanta Raya dengan masa konstruksi 180 hari, mulai 1 Juli hingga 27 Desember 2025.
Kabid Bina Marga DPUPR Kabupaten Mojokerto, Henri Surya, menyebutkan bahwa jembatan ini menjadi penghubung utama aktivitas warga dari Pungging, Mojosari, dan Ngoro. Kondisinya yang sebelumnya mengkhawatirkan membuat Pemkab harus segera melakukan perbaikan total.
“Lebaksono adalah jalur strategis menuju pusat ekonomi, terutama ke Pasar Mojosari. Karena itu pembangunannya menjadi prioritas. Infrastruktur yang kuat dan aman adalah fondasi kemajuan daerah,” terang Henri,
Jembatan baru dirancang dengan lebar 7 meter dan panjang 60 meter. Progres terkini menunjukkan pekerjaan sudah berada pada fase penyelesaian.
“Mobilitas warga, termasuk pedagang dan pekerja, sangat bergantung pada jembatan ini. Kami menargetkan manfaatnya bisa segera dirasakan masyarakat,” kata Henri.

Sementara itu Kepala Desa Lebaksono, H. Afan Faizin, M.Pd, mengapresiasi pembangunan tersebut. Menurutnya, kondisi jembatan sebelumnya sempat membuat warga waswas, terutama saat kendaraan berat melintas.
“Melihat konstruksi jembatan yang baru, kami sangat yakin hasilnya kuat dan memberi rasa aman bagi pengguna jalan,” ujarnya.
Selama proses pembangunan, akses jembatan ditutup sementara dan warga harus memutar untuk menuju Mojosari, termasuk ke Pasar Sawahan, Pasar Legi, dan berbagai fasilitas umum lainnya.
“Kami berharap pembangunan bisa selesai tepat waktu. Kalau jembatan sudah bisa dilalui, warga tidak perlu lagi memutar jauh. Aktivitas berdagang, bekerja, hingga distribusi hasil bumi pasti lebih lancar,” tambahnya. ( din)










