
DIGDAYA NEWS. COM/ MOJOKERTO – Usaha kuliner lokal di kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto, terus menunjukkan geliat positif seiring dukungan konkret dari sektor perbankan. Salah satunya dirasakan Rahmad, pelaku usaha makanan khas Minang, yang sukses mengelola warung makan “Ampera Minang” selama empat tahun terakhir.
Berlokasi persis di depan Kantor BRI Unit Pandanarum Pacet, warung Rahmad menjadi destinasi favorit pelanggan yang melintas di jalur wisata Pacet. Dengan jam operasional sejak pagi hingga malam hari, omzet harian warung ini mampu mencapai angka Rp1,5 juta.
“Selama menjadi nasabah Simpedes di BRI, usaha saya tetap stabil. Sekarang saya sedang mempersiapkan rencana ekspansi agar bisa menampung lebih banyak pembeli,” ungkap Rahmad saat ditemui, Rabu (9/7).
Rahmad bukan satu-satunya pelaku UMKM yang merasakan dampak positif dari program pendampingan BRI. Lewat pendekatan berbasis digital dan kemitraan yang berkelanjutan, BRI Unit Pandanarum Pacet mengintegrasikan sistem pembayaran nontunai melalui QRIS guna memudahkan transaksi sekaligus mendorong pencatatan keuangan yang lebih tertib.
Menurut Kepala Unit BRI Pandanarum Pacet, Dian Yuniarto, pendampingan kepada UMKM tidak berhenti pada pembiayaan semata. Transformasi digital dan edukasi usaha menjadi pilar utama dalam strategi pemberdayaan BRI di sektor mikro.
“Melalui QRIS, pelaku usaha bisa melayani pembayaran lebih cepat dan akurat. Selain itu, kami juga menekankan pembinaan secara teknis dan manajerial agar pelaku UMKM siap bersaing di era digital,” ujar Dian.
Dian menambahkan, kekuatan utama BRI dalam membina UMKM terletak pada kedekatan emosional antara mantri dengan para nasabah. Respons cepat terhadap kendala dan komunikasi yang intens menjadi bagian dari pelayanan aktif yang dijalankan pihaknya.
“Nasabah tidak hanya dipantau dari sisi keuangan, tapi juga didampingi dalam proses pengembangan usaha Komunikasi dua arah yang kuat antara mantri dan pelaku UMKM sangat membantu menjaga keberlangsungan usaha mereka,” jelasnya.
Di sisi lain, Rahmad berharap dukungan dari BRI dapat terus berkembang, tak hanya soal keuangan dan digitalisasi, namun juga pelatihan dan perluasan jaringan pemasaran.
“Pelatihan rutin, bimbingan legalitas, bahkan event pameran UMKM bisa sangat membantu. Kami ingin produk lokal seperti kami bisa dikenal lebih luas,” harapnya.
Kisah sukses Rahmad mencerminkan pentingnya sinergi antara lembaga keuangan dan pelaku usaha kecil dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah. Di tengah tantangan ekonomi global, kolaborasi semacam ini menjadi model ideal untuk mendorong pertumbuhan inklusif berbasis desa. ( zen)